Rabu, 12 September 2012

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)


2.      Model Pembelajaran Kooperatif
a.        Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran yang di dasarkan pada kebersamaan melalui proses gotong royong yang akan membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman materi pelajaran disertai adanya gotong royong yang memberi kesempatan kepada anak didiknya untuk bekerja sama dengan sesama rekannya dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara gotong royong. menurut Lie, Anita (2007:28), “Pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur”. Akan tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok saja, karena dalam belajar kooperatif terdapat struktur dorongan atau tugas yang bersifat kerjasama sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan adanya hubungan yang efektif diantara anggota kelompoknya. 

Pada proses pembelajaran kooperatif peserta didik memiliki tanggung jawab terhadap proses belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Pada proses pembelajaran kooperatif seorang guru bertindak sebagai fasilitator.
Pembelajaran kooperatif hanya berjalan jika sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya peserta didik bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
          Menurut Deutsch (dalam Slavin, Robert. 2011:34) mengemukakan bahwa:
struktur tujuan yaitu kooperatif dimana  usaha berorientasi tujuan dari setiap individu membei kontribusi  pada pencapaian tujuan anggota yang lain; kompetitif, dimana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu menghalangi pencapaian tujuan anggota lainnya; dan individualistik dimana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu tidak memiliki konsekuensi apapun bagi pencapaian tujuan anggota lainnya.

Secara umum pembelajaran  kooperatif  dianggap lebih diarahkan oleh guru, guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud.
Berdasarkan pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan proses pembelajaran secara berkelompok  yang mana kelompok tersebut terdiri dari dua orang saja, atau  juga dapat terdiri dari banyak orang.
b.      Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)
Model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan oleh Robert E Slavin. Model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization menurut Slavin, Robert (2011:187) bahwa “Model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization merupakan kelompok yang dibantu secara individual atau kelompok dimana ada seorang siswa yang membantu secara individual”.
Jadi model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization merupakan model pengajaran secara berkelompok dengan adanya salah seorang peserta didik yang lebih mampu, berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual peserta didik lain yang kurang mampu dalam satu kelompok. Dalam hal ini peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Pada pengajaran koopeartif tipe team assisted individualization akan memotivasi peserta didik untuk saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif.
Model pembelajaran koopertif Team Assisted Individualization (TAI) diharapkan dapat meningkatkan peran serta peserta didik secara keseluruhan dalam belajar dan kesiapan belajar Biologi. Menurut Slavin, Robert E (2011: 196) langkah-langkah yang harus dilakukan pada model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) adalah:
1)      teams. Para siswa dalam TAI dibagi kedalam tim-tim yang beranggotakan 4-5 orang;
2)      tes penempatan. Para siswa diberikan tes pra-program pada permulaan pelaksananaan program. Mereka ditempatkan pada tingkat yang sesuai dalam program individual berdasarkan kinerja mereka dalam tes ini;
3)      student Creatif. Masalah-masalah kata dan strategi penyelesaian masalah ditekankan pada seluruh materi. Tiap unit mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
a)      halaman panduan yang mengulang konsep-konsep yang telah dipersiapkan oleh guru dalam kelompok pengajaran (akan dibahas secara singkat) da memberikan metode tahap-demi-tahap dari penyelesaian masalah;
b)      beberapa halaman untuk latihan kemampuan, tiap halaman terdiri dari enam belas masalah;
c)      tes formatif- dua set yang pararel dari 10 soal
d)     lima belas soal tes unit;
e)      halaman jawaban untuk latihan kemampuan dan tes-tes unit dan formaif;
4)      belajar kelompok. Langkah berikutnya yang mengikuti tes penempatan adalah mengajar pelajaran pertama. Selanjutnya para siswa diberikan tempat untuk memulai dalam unit individual;
5)      skor tim dan rekognisi Tim. Pada tiap akhir minggu, guru menghitung jumlah skor tim. Skor ini didasarkan pada jumlah rata-rata unit yang bisa dicakupi oleh tiap anggota tim dan jumlah tes-tes unit yang berhasil diselesaikan dengan akurat. Kriterianya dibangun dari kinerja tim. Kriteria yang tinggi ditetapkan bagi sebuah tim untuk menjadi Tim super, kriteria sedang untuk menjadi tim sangat baik, dan kriteria minimum untuk menjadi Tim Baik. Tim-tim yang memenuhi kriteria kriteria sebagai Tim Super atau Tim Sangat Baik mendapatkan sertifikat yang menarik;
6)      kelompok pengajaran. Setiap hari guru memberikan pengajaran selama sekitar sepuluh menit sampai lima belas menit kepada dua atau tiga kelompok kecil siswa yang terdiri dari siswa-siswa dari siswa-siswa dari tim berbeda yang tingkat pencapaian kurikulumnya sama;
7)      tes fakta. Seminggu dua kali siswa diminta mengerjakan tes-tes fakta selama tiga menit. Para siswa diberikan lembar-lembar fakta untuk dipelajari dirumah untuk persiapan menghadapai tes-tes ini; dan
8)      unit seluruh kelas. Pada akhir tiap tiga minggu, guru menghentikan program individual dan menghabiskan satu minggu mengajar seluruh kelas kemampuan semacam geometri, ukuran, serangkaian latihan, dan strategi penyelesaian masalah.

Langkah-langkah tersebut dimodifikasi penulis sebagai berikut.
1)      Teams (Membentuk kelompok heterogen)
Guru mengelompokkan secara heterogen 4-6 peserta didik berdasarkan kemampuan akademiknya.
2)      Tes Awal
Guru membagikan lembaran kertas kecil untuk diisi oleh peserta didik, dengan pertanyaan yang bersangkutan dengan materi yang akan dipelajari.
3)      Student Creative
Peserta didik mempelajari bahan ajar tentang sistem reproduksi pada manusia dan menggali kreatifitas individu dalam persiapan pemberian tugas belajar dalam kelompok.



4)      Team study (Belajar dalam kelompok).
a)      Peserta didik mempelajari bahan ajar
b)      Peserta didik mengerjakan lembar kerja peserta didik
c)      Peserta didik melakukan pengecekan lembar kerja peserta didik secara berpasangan
5)      Team scores and team recognition (penilaian dan penghargaan kelompok).
a)      Guru melakukan penilaian terhadap kelompok peserta didik dan mengumumkannya pada peserta didik.
b)      Guru memberikan penghargaan kepada kelompok super (super team).
6)      Teaching group (kelompok pengajaran)
Guru memberikan penjelasan kepada peserta didik yang kuarang memahami konsep-konsep yang telah dipelajari, peserta didik yang lainnya tetap bekerja dalam kelompoknya.
7)      Tes Akhir
Guru membagikan lembaran kertas kecil untuk diisi oleh peserta didik, dengan pertanyaan yang sama pada permulaan belajar mengajar/tes awal.
8)      Whole class units (Informasi materi esensial).
Guru menggunakan waktu luang untuk mengajar yang berhubungan dengan strategi pemecahan soal terutama masalah-masalah yang belum dikuasai peserta didik.
Model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization memiliki kekurangan dan kelebihan. Menurut Slavin, Robert  (1995:101) bahwa:
belajar kooperatif model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) mempunyai kelebihan sebagai berikut.
1)      Meningkatkan hasil belajar
2)      Meningkatkan motivasi belajar pada diri siswa
3)      Mengurangi perilaku yang mengganggu
4)      Program ini sangat membantu siswa yang lemah.
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) juga memiliki kekurangan, yaitu :
1)      dibutuhkan waktu yang lama untuk membuat dan mengembangkan perangkat pembelajaran.
2)      dengan jumlah siswa yang besar dalam kelas, maka guru akan mengalami kesulitan dalam memberikan bimbingan kepada siswanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda disini!