2.
Model Pembelajaran Kooperatif
a.
Pengertian
Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif
yaitu model pembelajaran yang di dasarkan pada kebersamaan melalui proses
gotong royong yang akan membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman
materi pelajaran disertai adanya gotong royong yang memberi kesempatan
kepada anak didiknya untuk bekerja sama dengan sesama rekannya dalam
tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan
pembelajaran secara gotong royong. menurut Lie, Anita (2007:28), “Pembelajaran kooperatif
dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain
dalam tugas-tugas yang terstruktur”. Akan tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar
belajar kelompok atau kerja kelompok saja, karena dalam belajar kooperatif
terdapat struktur dorongan atau tugas yang bersifat kerjasama sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan adanya hubungan yang
efektif diantara anggota kelompoknya.
Pada proses pembelajaran
kooperatif peserta didik memiliki tanggung jawab terhadap proses belajar mereka
sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan yang
dihadapkan pada mereka. Pada proses pembelajaran kooperatif seorang guru
bertindak sebagai fasilitator.
Pembelajaran kooperatif
hanya berjalan jika sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di
dalamnya peserta didik bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah
ditentukan.
Menurut
Deutsch (dalam Slavin, Robert. 2011:34) mengemukakan bahwa:
struktur
tujuan yaitu kooperatif dimana usaha
berorientasi tujuan dari setiap individu membei kontribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain;
kompetitif, dimana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu menghalangi
pencapaian tujuan anggota lainnya; dan individualistik dimana usaha
berorientasi tujuan dari tiap individu tidak memiliki konsekuensi apapun bagi
pencapaian tujuan anggota lainnya.
Secara umum pembelajaran kooperatif
dianggap lebih diarahkan oleh guru, guru menetapkan tugas dan
pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang
dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud.
Berdasarkan
pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
proses pembelajaran secara berkelompok
yang mana kelompok tersebut terdiri dari dua orang saja, atau juga dapat terdiri dari banyak orang.
b. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)
Model pembelajaran kooperatif
tipe team assisted individualization merupakan suatu model pembelajaran
yang dikembangkan oleh Robert E Slavin. Model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization menurut
Slavin, Robert (2011:187) bahwa “Model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization merupakan
kelompok yang dibantu secara individual atau kelompok dimana ada seorang siswa
yang membantu secara individual”.
Jadi model pembelajaran
kooperatif tipe team assisted individualization merupakan model
pengajaran secara berkelompok dengan adanya salah seorang peserta didik yang
lebih mampu, berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual peserta
didik lain yang kurang mampu dalam satu kelompok. Dalam hal ini peran pendidik
hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik
cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta
didiknya. Pada pengajaran koopeartif tipe team assisted individualization akan
memotivasi peserta didik untuk saling membantu anggota kelompoknya sehingga
tercipta semangat dalam sistem kompetisi dengan lebih mengutamakan peran
individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif.
Model pembelajaran
koopertif Team Assisted Individualization (TAI) diharapkan dapat meningkatkan peran serta peserta
didik secara keseluruhan dalam belajar dan kesiapan belajar Biologi. Menurut Slavin, Robert E (2011: 196)
langkah-langkah yang harus dilakukan pada model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)
adalah:
1)
teams. Para siswa dalam TAI dibagi kedalam tim-tim yang beranggotakan 4-5 orang;
2)
tes penempatan. Para siswa diberikan tes pra-program pada permulaan
pelaksananaan program. Mereka ditempatkan pada tingkat yang sesuai dalam program
individual berdasarkan kinerja mereka dalam tes ini;
3)
student Creatif. Masalah-masalah kata dan strategi penyelesaian masalah ditekankan pada
seluruh materi. Tiap unit mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
a)
halaman panduan yang mengulang
konsep-konsep yang telah dipersiapkan oleh guru dalam kelompok pengajaran (akan
dibahas secara singkat) da memberikan metode tahap-demi-tahap dari penyelesaian
masalah;
b)
beberapa halaman untuk latihan
kemampuan, tiap halaman terdiri dari enam belas masalah;
c)
tes formatif- dua set yang
pararel dari 10 soal
d)
lima belas soal tes unit;
e)
halaman jawaban untuk latihan
kemampuan dan tes-tes unit dan formaif;
4)
belajar kelompok. Langkah
berikutnya yang mengikuti tes penempatan adalah mengajar pelajaran pertama.
Selanjutnya para siswa diberikan tempat untuk memulai dalam unit individual;
5)
skor tim dan rekognisi Tim. Pada
tiap akhir minggu, guru menghitung jumlah skor tim. Skor ini didasarkan pada
jumlah rata-rata unit yang bisa dicakupi oleh tiap anggota tim dan jumlah
tes-tes unit yang berhasil diselesaikan dengan akurat. Kriterianya dibangun
dari kinerja tim. Kriteria yang tinggi ditetapkan bagi sebuah tim untuk menjadi
Tim super, kriteria sedang untuk menjadi tim sangat baik, dan kriteria minimum
untuk menjadi Tim Baik. Tim-tim yang memenuhi kriteria kriteria sebagai Tim
Super atau Tim Sangat Baik mendapatkan sertifikat yang menarik;
6)
kelompok pengajaran. Setiap hari
guru memberikan pengajaran selama sekitar sepuluh menit sampai lima belas menit
kepada dua atau tiga kelompok kecil siswa yang terdiri dari siswa-siswa dari
siswa-siswa dari tim berbeda yang tingkat pencapaian kurikulumnya sama;
7)
tes fakta. Seminggu dua kali
siswa diminta mengerjakan tes-tes fakta selama tiga menit. Para siswa diberikan
lembar-lembar fakta untuk dipelajari dirumah untuk persiapan menghadapai
tes-tes ini; dan
8)
unit seluruh kelas. Pada akhir
tiap tiga minggu, guru menghentikan program individual dan menghabiskan satu
minggu mengajar seluruh kelas kemampuan semacam geometri, ukuran, serangkaian
latihan, dan strategi penyelesaian masalah.
Langkah-langkah tersebut dimodifikasi penulis
sebagai berikut.
1)
Teams (Membentuk kelompok heterogen)
Guru mengelompokkan secara heterogen 4-6 peserta
didik berdasarkan kemampuan akademiknya.
2)
Tes Awal
Guru membagikan lembaran kertas kecil untuk diisi oleh peserta
didik, dengan pertanyaan yang bersangkutan dengan materi yang akan dipelajari.
3)
Student Creative
Peserta didik mempelajari bahan ajar tentang sistem
reproduksi pada manusia dan menggali kreatifitas individu dalam persiapan pemberian
tugas belajar dalam kelompok.
4)
Team study (Belajar dalam kelompok).
a)
Peserta didik mempelajari bahan
ajar
b)
Peserta didik mengerjakan lembar
kerja peserta didik
c)
Peserta didik melakukan
pengecekan lembar kerja peserta didik secara berpasangan
5)
Team scores and team recognition (penilaian dan penghargaan kelompok).
a)
Guru melakukan penilaian terhadap
kelompok peserta didik dan mengumumkannya pada peserta didik.
b)
Guru memberikan penghargaan
kepada kelompok super (super team).
6)
Teaching group (kelompok pengajaran)
Guru memberikan penjelasan kepada peserta didik
yang kuarang memahami konsep-konsep yang telah dipelajari, peserta didik yang
lainnya tetap bekerja dalam kelompoknya.
7)
Tes Akhir
Guru membagikan lembaran kertas kecil untuk diisi oleh peserta
didik, dengan pertanyaan yang sama pada permulaan belajar mengajar/tes awal.
8)
Whole class units (Informasi materi esensial).
Guru menggunakan waktu luang
untuk mengajar yang berhubungan dengan strategi pemecahan soal terutama
masalah-masalah yang belum dikuasai peserta didik.
Model pembelajaran
kooperatif tipe team assisted
individualization memiliki kekurangan dan kelebihan. Menurut Slavin, Robert
(1995:101) bahwa:
belajar kooperatif model pembelajaran kooperatif
tipe Team Assisted Individualization
(TAI) mempunyai kelebihan sebagai berikut.
1)
Meningkatkan hasil belajar
2)
Meningkatkan motivasi belajar pada diri siswa
3)
Mengurangi perilaku yang mengganggu
4)
Program ini sangat membantu siswa yang lemah.
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) juga
memiliki kekurangan, yaitu :
1)
dibutuhkan waktu yang lama untuk membuat dan mengembangkan perangkat
pembelajaran.
2)
dengan jumlah siswa yang besar dalam kelas, maka guru akan mengalami
kesulitan dalam memberikan bimbingan kepada siswanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda disini!