
Pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam yang memiliki dua cabang mata pelajaran yakni Fisika dan
Biologi, peserta didik dituntut untuk mampu dalam praktikum serta pendalaman teori
sains. Namun teori dan praktikum yang berlandaskan saintifik ini tidak akan
seimbang bilamana dalam pembelajaran sains tersebut tidak tersisipkan
nilai-nilai religi yang dapat menjembatani keseimbangan ilmu pengetahuan dengan
agama.
Ilmu Pengetahuan yang berbasis
sains belakangan ini mulai tersinkronisasi
dengan penemuan-penemuan yang berlandaskan kitab Al-Quran. Banyak
ditemukan beberapa buku maupun artikel yang melengkapinya dengan tema dan
pembahasan yang berhubungan dengan kemukjizatan Al-Quran, baik yang bersumber
dari Al-Quran itu sendiri maupun sunah nabawiyah. Sebab, Al-Quran adalah kalam
Allah yang menjadi teman ilmu dan musuh kebodohan. Al-Quran akan tetap menjadi
mukjizat abadi. Keajaibannya tak akan habis dan ilmunya tak akan sirna.
Kontradiksi antara ilmu pengetahuan dan Al-Quran tidak akan pernah terjadi
sampai kapan pun, kecuali jika terdapat penafsiran yang salah terhadap
ayat-ayat Al-Quran, atau ilmu tersebut melenceng dari kebenaran. Seperti firman
Allah, “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami
di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka
bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tidaklah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu
menjadi saksi atas segala sesuatu?” (Fushshilat:53).
Selain motto Akhlak, Bahasa, dan IT (ABI), SMP
Al-Muttaqin juga mengedepankan sains dalam mata pelajaran yang merupakan salah
satu ketuntusan kelulusan sekolah yakni Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam hal
pembelajaran sains terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, guru
dituntut untuk mensinkronisasikan antara teori kurikulum yang dipegang dengan
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini juga merupakan suatu tuntutan dalam pemenuhan
kompetensi inti dalam kurikulum 2013 pada KI.1 yang memuat mengenai kompetensi
sikap spiritual.
SMP Al-Muttaqin memiliki fasilitas laboratorium yang
terbilang memadai untuk jenjang sekolah menengah pertama. Fasilitas tersebut
sebagai penunjang bagi peserta didik dalam pembelajaran saintifik, baik dalam
teori sains IPA maupun praktikum. Laboratorium tersebut didesain sesuai dengan
kompetensi kurikulum yang ada, sehingga peserta didik mampu mengikuti
kompetensi kurikulum yang berlaku dalam pembelajarannya.
Sains diciptakan justru sebagai
salah satu jembatan manusia dengan Allah, sebagai sarana untuk semakin
menguatkan keimanan seorang hamba kepada Allah Swt. Faktanya banyak ilmuwan
yang justru memeluk agama Islam karena pengetahuan mereka. Semoga dalam setiap proses
pembelajaran guru mampu menguatkan teoritasnya serta dapat menyangkutpautkan
dengan mukjizat Al-Quran, sehingga peserta didik terpupuk imannya dalam suatu
konsep pembelajaran yang islami.
**Aep
Firman, S.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda disini!